Berikut Cerita yang Berjudul "Main Dengan Suami Tante Ku"
Namaku Chepy, 22 tahun, mahasiswa di sebuah universitas swasta ternama di Jakarta.
Tania. Itulah namaku, aku adalah
seorang mahasiswi yang sedang kuliah di salah satu Universitas Negeri di
kota ini. Saat ini aku sedang berusaha menyelesaikan Tugas Akhirku,
yang sudah lumayan lama tak kunjung usai. Entah kenapa, rasanya malas
sekali untuk aku menyelesaikannya. Mungkin karena kesibukanku bekerja.
Atau.. memang aku sudah tak sepenuh hati lagi mengejar titel akademisku.
Tapi toh sebenarnya sayang sekali, ini hanya tinggal Tugas Akhir.
Untuk diketahui, saat ini umurku 23
Tahun.. dan dua bulan lagi, satu tahun bertambah umurku. secara fisik
aku cukup lumayan. Dengan face yang agak oriental sekilas mirip artis
magdalena (kata beberapa temanku), Kulitku putih, bodykupun.. emm, bila
aku gambarkan, setiap aku berjalan di kampusku, bisa dipastikan, hampir
semua mata cowok-cowok mahasiswa tak sekejappun lepas menatapku nakal..
seakan-akan hendak menelanjangiku. Sebenarnya sangat aku maklumi,
mungkin, ditopang dengan spek 171 cm berbanding 59 kg, membuat aku
terlihat wow di mata mereka. Apalagi dadaku cukup sesak untuk ditopang
dengan bra 36C serta kombinasi pinggul yang besar, bulat, dan kencang
dipadu perutku yang rata hasil latihan aerobikku yang rutin kulakukan
setiap selasa dan sabtu. Sekali lagi, tak aneh rasanya.. mereka selalu
menahan liurnya menetes saat melihatku.
Penampilanku bila aku datang ke kampus
sebenarnya tak terlalu spesial. Aku selalu berpakaian casual n sporty.
Yaa, asalkan nyaman saja buatku. Hanya mungkin sesekali, aku agak
berpenampilan ‘lebih manis’ bila aku sedang mood atau sedang ada acara
di kampusku. Rambut hitam layer sepunggungku-pun sengaja hanya aku
biarkan saja bergerai bebas, tapi mungkin bagi sebagian orang, itu
justru membuat aku tambah terliat seksi dan menggemaskan.
Aku berasal dari M*rt*p*ra Sumatera
Selatan. Mungkin karena inilah, kata orang wajahku sedikit terlihat
oriental. Karena memang sebagian besar wanita di daerah asalku berparas
seperti itu, dan aku pun tak tahu mengapa. Semenjak lulus SMU aku
putuskan untuk tinggal di kota S ini. Karena kebetulan ada kerabat
keluarga kami yang menetap disini. Singkatnya, pada awal aku disini, aku
tinggal bersama mereka. Namun karena suatu hal..(yang nanti mungkin aku
ceritakan). Akupun memutuskan untuk.. pergi!!.
Dan kini aku tinggal di tempat kostku
yang cukup nyaman di daerah dekat pusat kota. Berbekal uang hasilku
bekerja sebagai pemandu karaoke di Kota C yang berjarak sekitar 25 km
dari tempat tinggalku. Aku beranikan diri untuk hidup mandiri.
Penghasilanku sebagai pemandu karaoke sebenarnya cukup lumayan untuk
menghidupi diriku sendiri dan sekedar untuk berbelanja “ala kewanitaan”.
Namun, hari-hari awal aku bekerja adalah hari dimana aku harus
menyesuaikan diri dan bertahan dari godaan para tamu yang datang dan
minta kutemani. Namun kini, anehnya semua terasa biasa, dan bahkan
terkadang ‘mengasikkan’ buatku.
Sekedar aku ingin bercerita. Aku
memiliki pengalaman buruk di masa kecilku yang membuatku berfikir sama
atas semua mahluk yang bernama LELAKI !!!. dimataku, lelaki adalah
buruk!. Aku katakan seperti itu karena hanya kesan menyakitkan dan
traumatis saja yang bisa aku rasakan bila aku mengingat sosok yang satu
ini dan bila mengenang masa laluku. Sedih bila aku terkadang harus
membuka lagi semua kenangan itu. Saat aku melihat disana ada lebam-lebam
kebiruan di kening dan tangan ibuku, hasil dari ... ah sudahlah.
Singkatnya, dimataku semua lelaki sama. Hanya bisa menyakiti hati lembut
wanita yang tulus menyayanginya.. setelah mereka dapatkan apa yang
mereka mau. Apalagi kalau bukan sekedar pemenuhan hasrat birahi mereka
saja. Tapi, setelah itu hanya pencampakan.
Sialnya, setelah semua seakan hampir
bisa aku lupakan, karena aku sedah cukup dewasa untuk lebih bijak
memaknai itu. Diluar dugaan, aku sendiri yang kini justru mengalaminya.
Seperti yang aku ceritakan sebelumnya, aku pernah tinggal di rumah
kerabatku pada saat-saat awal aku pindah dari kota asalku. Awalnya semua
berjalan biasa saja, di rumah kerabatku ini aku dianggap seperti anak
sendiri. Setidaknya begitulah kesan awal yang aku rasakan. Di rumah ini
tinggal sepasang suami istri dan seorang anaknya yang masih bersekolah
TK. Sang suami (yang sering ku sebut dengan panggilan hormat ‘Mangci’
sebutan untuk paman di daerah asalku) dan istrinya ku panggil bibi.
Mangci Zul, begitulah biasa dia
kupanggil. Seorang karyawan salah satu pabrik produksi baja nasional di
kota C. Dia adalah pribadi yang menyenangkan dimataku. Dengan mata teduh
khas seorang ayah, berpadu tutur kata bijak saat dia sering
menasehatiku. Ditambah bila melihat penampilan fisiknya, sebenarnya
mungkin belum pantas bila dia kupanggil Mangci (paman). Karena selain
dia cukup tampan, tubuhnyapun atletis. Sungguh sempat membuat aku...,
hingga, sesuatu itu terjadi.
Ceritanya, suatu hari aku sedang tidak
ada jadwal kuliah pagi. Aku baru akan berangkat ke kampus sekitar jam 1
siang. Kurencanakan kunikmati pagiku ini dengan memutar beberapa DVD
film yang kemarin kusewa dari tempat penyewaan DVD original di depan
komplek rumahku. Aku menontonnya di ruang keluarga. Aku bisa leluasa
menonton karena kebetulan bibiku tidak ada, sedang ada keperluan dengan
teman-temannya, dan si kecil sedang sekolah. Jam 11 siang biasanya baru
datang. oh nikmatnya, bisa santai fikirku. Karena biasanya bila ada
bibi, aku pasti di suruhnya membantu memasak di dapur. Dan karena merasa
tak ada siapapun, aku menonton DVD hanya dengan memakai hot pants jeans
kesayanganku dan kaus tanktop belel yang sedikit longgar. Lebih nyaman
rasanya.
Saat menonton, sempat aku menitikkan
air mata menyaksikan adegan sedih di film itu. Hingga aku dikejutkan
oleh suara ketukan pintu. Tok tok tok.. siapa di rumah? . oh suara
Mangci Zul ternyata. Aku baru ingat semalam dia masuk shift. Dan memang
jam 9 pagi jadwal pulangnya. Karena memang merasa tak ada hal aneh
menurutku, langsung aku beranjak dari sofa dan kubukakan pintu untuk
Mangci.
Saat pintu kubuka, kulihat wajah lelah
Mangci sambil seperti menahan kantuk. Capek rupanya Mangci Zul fikirku.
Namun saat itu aku sadar untuk beberapa saat Mangci sempat melirik ke
bagian payudaraku, yang setelah aku lihat memang agak menyembul keluar
dari tanktop. Mungkin karena tadi terpengaruh posisi rebahanku saat
menonton DVD film di sofa. Sedetik kemudian aku betulkan tanktopku
hingga kini sudah kembali rapi dan ‘tertutup’. Lalu aku persilahkan
Manci untuk masuk.
Setelah di dalam, sambil menurunkan tas
dan merebahkan badan di sofa ruang tamu, Mangci bertanya, pada kemana
Tan?. Bibi lagi keluar Mang, ama bu Ida katanya ada perlu, kujawab. Dan
aku kembali ke sofa untuk meneruskan menonton. Sesaat tak ada apa-apa
yang terjadi, karena setelah itu Mangci Zul bergegas langsung masuk ke
kamar. Langsung istirahat sepertinya.
Sekitar setengah jam kemudian. Saat
sedang serius menikmati adegan yang terpampang di televisi, aku
dikagetkan oleh tepukan di bahuku dari arah belakang. Sesaat aku
terperanjat. Namun cepat hilang ketika sejenak kemudian aku menoleh, dan
memang, itu sentuhan tangan Mangci. Dia lalu menghampiriku, dan duduk
di sebelahku. Tanpa aku sedikitpun risih karenanya. Karena sekali lagi,
Kufikir memang tak ada yang aneh.
Untuk beberapa menit, tak ada sepatah
katapun terlontar dari bibir kami. Hingga akhirnya,.. gimana kuliahnya
Tan? Mangci Zul mengawali pembicaraan. Emmh.. baik Mang. Kataku. Kamu
masuk siang hari ini? Dia kembali bertanya. Iya Mang, ntar siang baru
ada mata kuliah. Makanya bisa nyantai. Gpp ya Mang klo Tania nonton DVD
disini? Tanyaku. Nyantai aja Tan, gpp kok.. Mangci juga suka nonton
film. yang penting klo nonton disini filmnya yang ada warnanya ya..
jangan sampe biru. Hahaha. Jawab Mangci sambil bercanda. Selanjutnya
obrolan kami makin seru dan topik pembicaraannya pun beragam. Mulai dari
tentang perkuliahanku, kampung halaman kami, dan sampai ke topik update
gossip artispun kami bicarakan. Hmmmh..., sungguh pribadi yang
menyenangkan Mangci Zul ini. Bathinku. Karena saat ngobrol, Manci memang
terlihat cerdas. Terlihat dari tutur katanya. Dan entah kenapa, lelaki
cerdas seperti Mangci, sangat terlihat ‘seksi’ dimataku! Tapi, upz..
kubuyarkan lamunanku yang mulai ngaco. Buru-buru kusadarkan bahwa... tak
boleh Tania.. tak boleh.. , gumamku dalam hati.
Tak terasa waktu sudah mendekati pukul
11. Sebentar lagi si kecil Rendi akan pulang sekolah. Dan seolah
mengingatkan. Bentar lagi kayaknya si Adek (begitulah biasanya Rendi
kupanggil) pulang ya Mang..? kataku. Oh iya ya.. Ya udah deh, kamu
terusin aja nontonnya. Mangci mau istirahat dulu. Jawab Mangci. Dan
diapun beranjak menuju ke kamar. Namun sesaat setelah itu, ada hal yang
membuatku salah tingkah karenanya. Sesaat sebelum masuk kamar dia sempat
berkata padaku.. Tan, kapan-kapan mau gak klo kita nonton? Katanya.
Hah! Sesaat aku sedikit kaget. Apa? Nonton? Maksudnya.. Nonton seperti
apa.. di bioskop maksudnya? Berdua? Atau.. apa?. Bathinku lagi. Namun,
entah kenapa tiba-tiba setelah itu langsung kujawab. Iya Mang. Dan
sambil tersenyum manis, dengan wajah yang sangat cute khas laki-laki
dewasa muda umur 31 Tahun, Mangci Zul menatapku, dan lalu masuk ke
kamarnya. Menebarkan pesona yang tak mampu kujelaskan. Oh My God..
kenapa hatiku berdebar.. kenapa pipiku serasa memerah.. ada apa ini...
apa mungkin..
Setelah kejadian itu, hubunganku
semakin ‘aneh’ dengan Mangci Zul. Aku selalu salah tingkah dan berdebar
bila bertemu dan berada di dekatnya. Tapi, feelingku diapun merasakan
hal yang sama. Karena naluriku bisa merasakannya. Tapi, karena ada bibi,
aku berusaha menepiskan semua itu. Aku tak mau menjadi duri dalam
daging di keluarga ini. Walaupun, meredam gejolak rasa ini, sungguh
sangat sulit untukku. Tapi aku harus bisa. Dan sebenarnya aku
diuntungkan dengan kondisi rumah ini, karena disini aku tinggal di
lantai dua, di satu kamar yang cukup luas dan nyaman, yang didalamnya
sudah ada televisi. Jadi, aku tak perlu sering-sering turun kebawah
untuk sekedar ingin menyaksikan acara-acara favoritku di ruang keluarga.
Dan berarti cukup mengurangi intensitas pertemuanku dengan Mangci Zul.
Juga kebetulan memang karena shift kerjanya, jadi semakin kecil
kemungkinan kami untuk bertemu. Dan untuk sementara.. clear.
Namun kerasku untuk ‘menipu diri’
ternyata sia-sia. Karena begitu mudahnya pertahananku jebol. Karena
ceritanya, suatu hari saat di kampus sekitar pukul 2 siang. Saat aku
sedang makan di kantin Teh Uun langgananku. Menyantap gado-gado yang
kupesan pedas. Tiba-tiba HP ku berbunyi. Sms masuk rupanya. Dan ohh
Tuhan.. dari Mangci Zul. Isinya: lg dmn Tan..? pulang jam berapa hari
ini?. Tak berapa lama, tanpa berfikir jauh kubalas : lg d kampus Mang.
Tania plg sktar jam 4. Msh ada 1 Mat Kul lg. Tp ga tw ada dosennya apa
ga? Ada apa Mang?.
Cukup lama tak ada balasan lagi. Lalu
sekitar 10 menit kemudian, kembali ada sms masuk, dan memang dari Mangci
Zul, kali ini isinya : Tan, mau ga nonton sore ini? Beres km kuliah.
Klo mau jam stngah 6 nnti, Mangci tunggu di 21 R*m*y*n* C. Gmn?. Gila,
bukan main senangnya aku dibuatnya. Langsung kubalas: iya Mang, tar jam
stengah 6 ketemuan dsna.
Setelah tak sabar ingin cepat-cepat
sore. Bahkan kalau boleh jujur, saat Pak Umar dosenku menyampaikan
materi. Sudah tak konsen aku dibuatnya. Akhirnya setelah mata kuliah
usai. Langsung ku bergegas keluar kampus, kutuju halte. Dan berharap
cepat ada bus tujuan kota C disana. Karena kau ingin cepat-cepat bertemu
Mangci ku sayank. Biarkan.. mungkin aku memang sudah salah minum obat,
dan.. gila. Gila karena sensasi cinta buta. Cinta pada Mangci Zul. Yang
tak lain adalah kerabatku sendiri. Orang yang pantas kuhormati, sebagai
figur penggganti orang tuaku disini. Tapi biarlah. Duniaku sudah
terlanjur dibuaikan gelora.
Singkat cerita, akhirnya aku sampai di
depan tempat janjianku di R*m*y*n* C. Disana kejauhan kulihat Mangci Zul
berdiri di depan Otlet waralaba ayam goreng. Dia masih mengenakan
stelan pakaian kerjanya, namun ditutupi oleh jaket di atasnya. Ohh..
gantengnya Mangciku ini. Bathinku. Lalu setelah bertemu, kamipun
langsung melangkah menuju 21. Memilih film. dan langsung membeli tiket.
Kami sepakat untuk memilih film horror asia. Dan kami juga memilih
tempat duduk pojok paling atas. Tempat duduk yang lazimnya bagi sepasang
kekasih yang selain ingin menikmati film, juga ingin menikmati...
nikmatnya bercumbu. Tapi memang itulah kenyataannya. Kamu sudah seperti
terbuai, walaupun tak terucap. Namun kami saling bisa merasakan kata
hati masing-masing.
Dan filmpun dimulai, kamipun juga sudah
duduk di tempat yang kami pesan. Adegan demi adegan mulai mengalir di
depan layar. Kamipun hanya terdiam menikmati. Hingga akhirnya. Saat di
film sedang ada adegan sepasang kekasih sedang masyuk setengah bercumbu.
Kusadari, tiba-tiba tangan Mangci merayap menelusuri pahaku. Awalnya
aku sedikit terkejut. Namun, karena jujur, aku menikmatinya. Jadi
kubiarkan saja. Sambil tetap mataku menatap ke depan seolah-olah
berkonsentrasi pada film. padahal. Jantungku berdegup.. hatiku berdesir.
Melihat reaksiku yang diam saja, tangan Mangci mulai berani mulai lebih
nakal. Kurasakan tangan itu mulai bergerilya menuju perutku, mulai
beranjak keatas, dan.. seperti hendak meraba dadaku yang saat ini
terbungkus t-shirt ketat motif bunga yang sedang ngetrend saat ini. Saat
itu. Sejenak kucoba tepiskan tangannya. Namun justru, tiba-tiba..
disentuh dan diraihnya jemariku. Di genggamnya dengan mesra. Mangci
menatap mataku dengan penuh arti.. lalu dia berucap, Tania.. maafin
Mangci. Mangci sayang sama Tania. Dan dikecuplah keningku dengan lembut.
Oh Tuhan.. aku bahagia. Aku sangat bahagia mendengar kalimat itu
terucap dari bibirnya. Dan, seperti terbawa kata hati, langsung akupun
berucap, iya Mang gak apa-apa, Tania juga sayang sama Mangci.. sayang
banget.
Setelah sama-sama mengungkapkan
perasaan, dengan lembut, kinipun kami saling mendekatkan wajah.. deru
nafasnya dapat kurasakan. Seperti sudah lama menahan hasrat. Kedua bibir
sepasang manusia yang tengah mabuk cinta ini, kini bertemu. Kamipun
berciuman. Kami saling berpagut liar. Lidah kami saling memilin. Uuh...
ahhh...emmh.. air liur kami saling bertukar. Saat seperti itu, tangan
kamipun seperti sudah tak tertahan untuk ingin saling meraba, menjamah,
meremas... ohh.. kurasakan tangan Mangci sudah mulai merayap menelusup
kedalam bajuku. Mengelus-elus seperti hendak mencari gundukan susuku
yang dari tadi sudah mengeras. Cepatlah Mang, jamah aku, raba aku Mang..
terserah kau mau apakan.. aku rela.. nafsuku sudah menderu. Tak berapa
lama, kurasakan tangan lembut Mangci makin berani naik ke atas. Dan
akhirnya menelusup ke dalam BH renda merah milikku. Di raihnya daging
hangat nan kenyal didalamnya. Ohh, nikmatnya. Kini aku semakin berani
untuk meminta dijamah. Iya Mang.. pegang mang.. Tania udah pengen...
emmhh.. enaknya.. , celotehku sudah tak karuan.
Melihatku semakin bernafsu, Tangan
Mangci makin berani dan nakal untuk bermain-main di bukit kembarku nan
indah. Dipilin-pilin kecil putingku. Kini puting merah muda itu sudah
sangat tegang berharap juga untuk dijilati. Tanpa memikirkan rasa malu
lagi, dan juga karena situasi yang sangat gelap khas film horror. Tentu
ini sangat memudahkan kesempatan kami untuk bercumbu semakin liar. Kini
kuangkat sendiri t-shit ku ke atas. Kubuka klip pengait BH ku, kugapai
dan kuusap wajah Mangci Zul. Seolah dia mengerti. Saat kubuka kain
penutup susuku ini, dan kemudian terpampang dua buah bukit kembar nan
indah. Sepasang bukit yang ranum, bulat, dan montok. Dihiasi puting
merah muda nan menggoda. Kuperhatikan untuk sesaat Mangciku sayank
melongo takjub dibuatnya. Takjub atas pemandangan yang begitu
menggairahkan hasrat kelelakiannya. Dan, tanpa kuminta, sambil tetap
kusentuh pipinya. Didekatkannya bibir Mangci ke arah susuku. Lalu,
emmph.. kini putingku telah di lumatnya. Tak bisa kugambarkan betapa
nikmatnya perlakuan Mangci terhadapku. Aku hanya bisa mengerang ,
akkkhh.. emmmhh.. emmppphh. Digigit-gigitnya kecil, dan semakin membuat
geli nikmat itu menjalar di sekujur tubuhku. Dan saat itu akupun tak mau
tinggal diam. Kujambak-jambak halus rambutnya. Sambil tetap susuku
dijilati.. tanganku mulai meraba-raba mencari apa yang tersembunyi di
balik sleting celana Mangci.
Tak sulit untuk mencarinya, karena saat
kuraba, terasa batang kelelakian Mangci sudah sangat mengeras.
Sepertinya butuh bantuanku untuk menyenangkannya. Oohh.. aku semakin
nakal. Kucari-cari sabuknya, kubuka. Kutarik sletingnya, lalu
kuturunkan. Dan seakan juga berharap lebih. Dengan sedikit gerakan
mengangkat pinggul, dengan tanganku, kubantu Mangci untuk memelorotkan
sedikit celana kerjanya. Dan akhirnya kini celana dalam itu sudah
terlihat. Kulirik dengan senyum birahi. Tanpa berlama-lama. Langsung
kugapai kontol yang sedari tadi sudah sangat aku dambakan. Kuraih apa
yang tersembunyi dari balik celana dalamnya. Oommh.. besar dan panjang
kurasa. Aku bayangkan betapa nikmatnya bila benda berurat ini memasuki
dan mengaduk-aduk liang senggamaku. Aku mau.. sangat ingin disetubuhi,
karena seingatku terakhir kali aku melakukannya adalah satu kelas 2 SMU
di kamar kost pacarku. Namanya Indra. Dan kalau tidak salah, itu sudah
terjadi 1 tahun 8 bulan yang lalu! Dan kini aku kembali rindu untuk
bercinta. Rindu untuk dijamah, dan haus untuk ditindihi laki-laki.
Walaupun kenangan dengan mantan pacarkupun cukup menyakitkan. Karena
setelah kuberikan tubuhku. Ternyata dia mengkhianatiku, saat kupergoki
dia sedang bergumul bersenggama dengan sahabatku. Dikamar kostnya. Di
kamar tempat yang sama saat aku menyerahkan diriku, cinta suci, dan
kenikmatan di sela-sela kedua paha mulusku.
Padahal apa kurangnya aku, bisa
dikatakan aku adalah primadona di sekolahku dulu. Dengan selalu
mengenakan stelan seragam atasan ketat yang dua kancing atasnya sengaja
kubuka, serta rok ketat 5 cm di atas lutut. Jelas membuatku terlihat
sangat sintal dan seksi. Tak terhitung berapa cowok yang ingin
memacariku. Bahkan ada satu orang guru yang sempat menyatakan
perasaannya padaku. Tapi, nyatanya mantanku lebih memilih untuk
berselingkuh, daripada mempertahankan cintaku, dengan segenap ‘servis
lebih’ yang setiap saat siap kuberikan bila ia memintanya. Seperti
terkadang tiba-tiba dia memintaku untuk berjongkok meng’oral’nya di
lantai 2 ruang kelas 2.7 yang sedang di ronovasi. Itupun dengan senang
hati selalu kuturuti. Atau sekedar minta kontolnya untuk dijepit oleh
kedua gundukan susuku yang besar nan kenyal saat pulang sekolah di kamar
kostnya. Berbekal baby oil yang memang selalu tersedia dikamarnya,
untuk pelumas sebagai penambah kenikmatan servis singkatku. Itu seperti
sudah rutinitas harian bagiku untuk memuaskannya. Apalagi terkadang
gilanya mantanku adalah bila sedang pejuhnya menumpuk seperti sudah
menuntut untuk disemprotkan, tak segan ia juga meminta layanan seks yang
sebenarnya. Ya.. benar-benar seks. Kontolnya menikmati liang
senggamaku. Dan itupun kuturuti atas nama cinta. Namun untuk layanan
seks full job ini, tak bisa sering-sering kuberikan. Karena aku takut
resikonya. Takut aku sampai hamil. Takut bila kami tak bisa
mengendalikan diri, untuk menumpahkan air mani saat dia klimaks, hanya
di susu atau di mulutku saja. Namun untungnya sampai saat ini tak pernah
ada janin yang sempat hadir di rahimku, akibat perbuatan birahi
mantanku itu.
Tapi sudahlah, biarkan saja. Toh
sekarang, saat ini, aku sedang bersama Mangci Zul-ku sayank.. sedang
berasyik masyuk menikmati untai-demi untai peluh birahi kami. Saat ini,
genggam tanganku semakin lembut mengelus-elus sembari memberikan
rangsangan mengocok pada kontol Mangci yang gagah berurat. Kurasakan
deru nafasnya semakin tak beraturan menahan nikmat. Sembari tetap
menjilati dan mengemuti susuku. Namun, tiba-tiba rangsangannya pada
putingku dihentikannya. Sesaat aku sedikit kaget dan kecewa. Karena
nafsuku sedang naik-naiknya dan aku mau terus tetap dijilati, bahkan
berharap semakin liar. Namun dengan tatapan meminta, dan akupun mengerti
apa yang diinginkannya. Ditariknya kepalaku, dan diarahkannya kepalaku
ke kontolnya yang sudah mengacung hebat, yang sudah keluar dari celana
dalamnya. Tanpa sedikitpun aku menolak, juga karena aku mau. Kudekatkan
bibirku ke kepala penis nan bulat menggoda itu. Kucium ujungnya.. emmhh,
aroma khas yang sangat bersensasi. Sejurus kemudian lidahku mulai
menari-nari menelusuri kontol itu. Kujelajahi dari ujung hingga
pangkalnya, naik turun, kubasahi dengan air liurku. Lidahku seakan
menari-nari saat itu. Dan kurasakan Mangci semakin menggelinjang.
Namun kini sepertinya kontol itu sudah
tak tahan untuk di servis lebih lagi oleh bibir sensualku. Ditekannya
kepalaku lebih dalam dari ujung lalu..lhhppp. kontol itu kini sudah
masuk sepenuhnya di mulutku. Dalam keadaan seperti itu, kurasakan
tangannya juga tak mau diam saja. Kini tangan itu sudah mnggerayang rok
babydoll-ku, mulai menyingkapnya keatas. Namun sepertinya akal sehatnya
masih sedikit tersadar, walau sudah dalam kondisi sangat On. Dilihatnya
keadaan sekelilingku. Dirasa aman. Karena memang kebetulan jam tayang
saat ini agak kosong. Dan bangku paling atas memang tak penuh terisi.
Hanya di ujung yang lain terlihat terisi. Itupun sepertinya juga oleh
sepasang kekasih yang juga sedang.. bercumbu.
Setelah dirasa aman, dilepaskannya
jaket yang dari tadi melekat di badannya. Rupanya jaket itu di letakkan
di atas pahaku, sebagai penutup. Supaya aksi gerilyanya bisa leluasa.
Benar saja, kini setelah tertutup oleh jaket, tangan Mangci lebih
leluasa untuk menyingkap lagi rokku ke atas. Dan tak perlu lama,
langsung tangannya menelusup lebih dalam ke CD ku, seperti mencari-cari
apa yang ada di dalamnya.
Lubang sengamaku sedari tadi telah
basah oleh cairan lendir cinta. Kini mungkin akan semakin basah lagi
karena, kurasakan jari-jari Mangci Zul liar menjelajahi dan memainkan
setiap titik rangsanganku. Yang membuat gelora birahiku semakin
meninggi. Klitorisku disentuhnya, labia ku dirabanya, dan itilku pun tak
lepas dimainkan. emmmmh... aakkhh.. Rintihku. Hingga kurasakan semakin
basah rongga-rongga kewanitaanku itu dibuatnya. Jari-jari nan lembut itu
terasa sedikit mengoyak ketika kurasa liang senggamaku seperti hendak
dimasuki. Kugigit kecil bibirku menahan nikmat sensasi lain yang kini
kurasa. Dan iya, setelah itu dengan bernafsu. Di kocok-kocoknya memekku
dengan jari Mangci. Entah sudah berapa kali jari itu keluar masuk di
dalamnya. Tak terhitung kiranya. Sungguh nikmat sekali bercumbu seperti
ini. Bahkan kalau boleh jujur sempat tadi aku lumer dibuatnya.
Diperlakukan memekku seperti ini. Siapa yang tahan.. eemmmhh, Hingga
setelah sekitar 10 menit berlalu.. Mangci berbisik padaku..
Sayank, Mangci udah di ujung... dah
geli nih yank..., bisiknya. Emmmppp... sllluurpp... llppphh..., aku
tetap mengoralnya, justru semakin liar dan bersemangat. Semakin kutekan
kontol itu kedalam.. hingga sampai ke pangkal teggorokanku. Biarkan saja
fikirku. Geli dan seru juga bathinku, melihat ekspresi lucu Mangci yang
sudah memerah sembari memejamkan mata seperti menahan sesuatu yang mau
meledak.
Yank.. Tania sayank.. udah mau keluar
nih.. , katanya. Tetap tak kupedulikan, bahkan semakin kupercepat
permainan bibir sensualku terhadap kontolnya!. Dan, benar saja. Tak
seberapa lama kurasakan ada yang menyambur di dalam mulutku.. creett..
creettt.. creettt..., cairan kental nan hangat yang agak asin. Emmmh..
nikmat sekali rasanya. Cukup banyak sepertinya Mangci menyemprotkan
sperma di mulutku, karena sensasi denyutannya kurasa lebih dari lima
kali semburan. Entah sudah berapa hari sepertinya pejuh ini tak
disemprotkan ke memek bibiku. Bathinku nakal. Kubiarkan beberapa detik
kami dalam posisi seperti ini. Sembari sekali kulirik wajahnya yang
tampak sangat puas. Bagaimana tidak, saat ini dia sedang menyemburkan
sperma di bibir sensual seorang gadis yang teramat seksi dan
menggairahkan di mata semua lelaki. Dan yang terpenting.. gadis itupun
mencintainya. Layanan seks dengan cinta tentu akan terasa jauh lebih
nikmat. Dan gadis itu adalah .. aku.
Setelah kurasa kontol Mangci mulai agak
melemas, perlahan dengan gerakan menarik ke atas, kutarik bibirku,
dan.. plup! Sambil tersenyum padanya kuperlihatkan bibirku yang saat ini
masih menampung luapan spermanya. Kutatap matanya dengan sangat dalam,
lalu, dengan tanpa rasa jijik, kutelan sperma itu didepannya. Dan aku
tersenyum sambil kuraih jemarinya. Saat itu aku berucap, aku sayang
kamu..
Seperti tak mampu berkata-kata,
dibelainya rambutku, dilapnya sedikit leleran sperma yang masih tersisa
di bibirku dengan jarinya. Lalu kamipun berpelukan dengan sangat erat.
Seperti tak mau terpisahkan.
Tanpa terasa filmpun berakhir. Dan
kamipun harus tersadar dari permainan panas yang baru saja kami lakukan.
Kulihat dari layar blackberry-ku. Waktu saat itu menunjukkan pukul
20.15. Waduh.. sudah malam ya yank. Kataku pada Mangci. Kini aku mulai
berani untuk memanggilnya dengan panggilan sayang itu. Setelah kami
merapihkan pakaian kami yang acak-acakan karena pergumulan tadi, kami
langsung keluar 21, berjalan kearah halte dan pulang. Lalu Mangci Zul
berkata, Tania sayank.. kita sekarang pulang bareng, tapi ntar klo udah
nyampe S, kamu pulang kerumah duluan aja ya. Kayak ga ada apa-apa. Ntar
aku mau ke rumah temenku dulu. Biar kita kesannya ga habis keluar
bareng.. takut bibi curiga. Tadi aku udah bilang dapet shift lembur,
gantiin temenku yang sakit. Begitu kata Mangci Zul padaku saat di bus.
Iya sayank. Balasku. Dan aku memahaminya.
Setelah kejadian malam itu, hubungan
asmara terlarangku dengan Manci Zul semakin erat dan mesra. Tak jarang
kami sengaja mencuri-curi waktu untuk sekedar bermesraan. Untuk
tempatnya bisa di 21, hotel, atau kost-an salah satu temen kuliahku yang
sudah soulmate. Cukup dengan bermodal muka memelas dan dua porsi
martabak A****, kunci pintu kamar kostnya sudah dipinjamkan padaku. Dan
pastinya sudah bisa ditebak. Kugunakan untuk bercumbu.. saling
menjamah.. saling meraba.. menjilat.. dan akhirnya kami pun melakukan
hubungan intim. Seks yang pastinya sangat liar karena dalam diri kami
memang dipenuhi hasrat birahi yang menggebu-gebu. Seperti selalu rindu.
Tapi pastinya itu kami lakukan bila Manci bisa beralasan ada lembur atau
ada shift tambahan mendadak. Indahnya cinta itu kami reguk bersama,
dengan sangat indahnya dan tentu sangat berkesan bagiku. Hingga..
Suatu hari, aku lagi-lagi sedang tak
ada jadwal kuliah pagi. Dan kebetulan bibi juga sedang arisan dengan
sesama ibu-ibu dari tempat kerja Manci Zul. Bibi pergi dari tadi pukul
7.30 dengan menggunakan taksi pesanan, dengan membawa serta si kecil
Rendi yang hari ini sengaja tak masuk sekolah. Bibi bilang padaku untuk
jangan lupa memasak untuk makan siang. Karena mungkin bibi pulang agak
sore, karena sekalian mau belanja bareng sama ibu-ibu arisan ke Mal M.
Kesempatan bathinku untuk bersantai, sekalian menunggu pangeranku sayank
pulang kerja. Nanti sekitar pukul 9. Tanpa berharap terjadi apa-apa
sih... karena masak iya mau melakukan ‘hal itu’ di rumah. Geli juga
bathinku.
Setelah puas bersantai di depan TV
sambil menonton acara gossip artis, aku putuskan untuk mulai memasak.
Sengaja pintu depan tak kukunci, takut sewaktu-waktu pangeranku pulang.
Aku naik ke atas untuk berganti pakaian dengan kaus terusan panjang
berwarna putih, namun seksi karena hanya sedikit menutupi pahaku. Bisa
dipastikan bila aku sedikit saja membungkuk, celana dalam merah seksi
ber-renda-ku pasti terlihat menyembul dengan bongkahan pantat montok
yang tersembunyi dibaliknya. Aku tak mengenakan pakaian bawahan apa-apa
lagi. Karena biar leluasa memasak fikirku. Dan memudahkan bila harus
bolak-balik jongkok berdiri saat mengolah makanan. Namun mungkin
terselip juga niatan nakalku untuk sedikit menggoda Mangci Zul saat dia
datang nanti. Lucu juga membayangkan ekspresi mukanya bila melihatku
berpakaian seperti ini. Padahal selama ini toh semua lekukan tubuh putih
mulusku telah dilihatnya. Namun tetap aku berniat menggodanya. Biar
saja, dia khan kekasihku.
Kusetel salah satu koleksi CD musikku
di CD player. Ku setting dengan volume suara agak keras sebagai penambah
semangat saat aku memasak. Karena beat musiknya sangat oke. Saat itu
aku berencana memulai masak sop ayam dengan perkedel kentang. Itu sesuai
arahan bibi dan dengan bahan yang sudah dari tadi pagi dibelinya, dari
Mamang Udin Sayur, langganan kami. Mungkin karena saking seriusnya
memasak, atau karena suara musik yang kencang. Tanpa kusadari sudah
cukup lama mungkin, ternyata Mangci Zul sudah pulang, langsung masuk ke
rumah karena melihat pintu tak terkunci, berdiri sambil memperhatikanku
memasak. Ehmm.. ehmm, si cantik lagi masak. Sapaannya mengagetkanku.
Lalu aku menoleh, emmmh.. chayankku udah pulang. Sambutku mesra padanya.
Lalu dia beranjak menghampiriku dan memelukku dari belakang. Aduh
senangnya hatiku. Sempat aku membayangkan, andaikan saja aku yang jadi
nyonya di rumah ini, dan saat ini aku sedang menyambut suamiku ini
pulang kerja. Hayo.. kok diem? Ngelamunin apa hayo..., kata Mangci,
sambil tetap memelukku dari belakang. Cukup membuyarkan lamumanku.
Emmh.. chayank.. lagi masak sayur sop ama perkedel nih yank. Jawabku.
Dia tak menanyakan kemana yang lain,
kenapa rumah kok sepi. Karena mungkin dia sudah tahu. Lalu dengan
manjanya dia kecup bibirku lembut. Masih sempat kumatikan kompor,
kubalikkan badanku, dan kubalas dengan ciuman yang panas. Iih... nafsu
ya si cantikku ini..., katanya menggodaku. Kutatap manja sambil kujawab.
Iya nih yank.. abis gara-gara nyium aroma badan kamu jadi horny bgt
nih.. gimana donk..?. sambil kugesek-gesekkan pahaku di pangkal pahanya
yang sudah mengeras, walaupun masih tertutup celana. Bisa kupahami,
mungkin sedari tadi saat memperhatikanku dari belakang dengan pakaian
menggoda seperti ini, sudah pasti hasrat kelelakiannya muncul. Ayank
mau..? kataku lagi. Dia hanya menganggukkan kepala tanda iya.
Lalu kamipun berpagut lagi, kini
semakin liar dan panas, tangan kanannya menggerayangi susuku,
meremas-remasnya gemas dan semakin berani untuk menelusupkan tangannya
dari bawah bajuku, hingga kini, kaus terusanku ini tersingkap hingga ke
atas. Segera di raihnya bongkahan daging besar nan montok, yang sangat
disukainya ini. Secepat kilat, BH-ku telah dilepaskannya dengan sekali
menarik tali simpul, karena saat ini aku memang sedang memakai salah
satu koleksi bra seksiku, berwarna merah menyala, yang jenisnya memang
hanya berpengikat tali. Pasti sangat memudahkannya untuk segera
menikmati isi di dalamnya. Dan benar saja setelah terlepas, dia segera
meraih kausku, menariknya keatas hingga terlepas, dan setelah itu
giliran BH ku yang terlucuti olehnya. Hingga.. Kini, aku adalah
perempuan hampir bugil, yang hanya menyisakan g-string yang melekat di
tubuhku. Sedang berdiri di depan seorang lelaki yang amat kucintai.
Sesaat lagi, kembali akan kuserahkan tubuh ini padanya, untuk dijamah
dan dinikmati lagi, demi menunjukkan betapa dalam rasaku ini padanya.
Tak sekejappun matanya berkedip melihat
pemandangan indah yang kini terpampang jelas di hadapannya. Walaupun
telah sering dia melihatnya, namun karena begitu indah, tetap saja
membuatnya takjub. Dengan tubuh jenjangku tanpa busana, dihiasi dua
bongkah payudaraku yang besar nan montok, yang seolah menantang untuk
disentuh. Serta dengan siluet sempurna lekukan tubuhku dari leher hingga
ke pinggul yang amat menggoda. Semua ini jelas membuat laki-laki normal
manapun diam membatu terpana. Termasuk sayankku ini.
Tak seberapa lama, mungkin juga tak
ingin menyia-nyiakan tawaran kenikmatan ini. Kini, tangan kanannya mulai
beraksi kembali, cepat diraihnya susuku untuk diraba dan
diremas-remasnya, sambil sesekali putingku di pilin-pilinnya. Uuuhh..
geli sekali rasanya, namun pastinya bercampur nikmat bagiku. Sementara
tangan kirinya berusaha meraih pantatku, lau setelah dapat, langsung
juga diremas-remasnya penuh nafsu. Entah kenapa sayangku ini terlihat
begitu bergairah hari ini..
Kami saat itu saling menyentuh, meraba,
dan meremas. Akupun tak mau diam saja. Kuusap-usap dan kuelus kontolnya
dari balik celana yang masih menempel. Namun dapat kurasakan, batang
kelelakian itu semakin mengeras saja. Dalam kondisi itu, kami juga tetap
berciuman panas. Lidah kamu berpagut saling menari-nari liar beradu.
Hanya suara desahan .. emmmhh.. aakkh... emmmpppp.. oohh, yang bisa
mewakili suasana saat itu. Semuanya seolah berbaur seirama dengan birahi
yang sudah semakin memuncak. Tangan kami saling bergelayut, hembus
nafas kami semakin memburu rasanya.
Akhirnya dia tersadar sejenak. Foreplay
liar ini telah membuat keringat di tubuh kami bercucuran deras. Dia
mengusap keningku yang penuh peluh. Sambil berucap, sayank.. didalem aja
ya.. dikamar depan. Katanya. Lalu kujawab, Dimana yank?, masa di kamar
depan, tar kalo.., buru-buru bibirku ditahannya saat hendak meneruskan
bicara, dengan satu jari telunjuknya secara halus. Gak apa-apa sayank,
khan mamahnya Rendi (dia menyebut istrinya) juga paling tar sore baru
pulang.., ujarnya lagi. Yakin yank...? gpp? Kataku. Dan tanpa di jawab
lagi, dengan sekali senyuman mautnya, dia langsung mengangkat tubuhku,
dan membopongnya menuju ke kamar utama. Walaupun sebenarnya saat
dibopong menuju kamar itu, hati ku tetap sedikit bimbang, bukan karena
apa, hanya saja dihatiku masih menyisakan was-was, takut-takut
tiba-tiba..., namun, ah sudahlah demi menyenangkan sayankku, aku turuti
saja. Sambil berharap semoga tak ada...
Kini kami sudah berada di kamar utama,
kamar tempat peraduan cinta sayankku dengan bibi. Kamar yang untuk
sesaat sebentar lagi akan menjadi kamar pengantin kami. Kamar tempat
kami memadu cinta dan menggelorakan birahi kami. Sempat sekali lagi
terbersit dalam bathinku.. andaikan saja.. duh, senangnya. Lalu
kecupannya di bibirku membuyarkan hayalan gila itu lagi. Hmmhh...
ngelamun lagi ya sayank.. katanya. Dan aku hanya tersenyum.
Diturunkannya aku dengan sangat
hati-hati di ranjang. Dibimbingnya tubuhku dengan penuh kasih sayang..
hingga kini kami saling duduk berhadapan di ranjang itu. Kulihat senyum
manis kembali tersungging di bibirnya. Dan akupun membalas senyuman itu,
sambil berkata, Tania sayang ayank... dan kusentuh jemarinya dengan
lembut.
Kulihat dia masih mengenakan pakaian
lengkap seragam kerjanya, melihatnya seperti itu, dan juga karena
naluriku untuk melayaninya. Kini aku berinisiatif untuk melepas
pakaiannya. Kupindahkan posisiku turun dari ranjang. Agak berlutut.
Dengan telaten kubuka satu-persatu kancing bajunya. Setelah itu kaus
dalam putih itupun turut kulucuti dengan pelan dan halus. Sesaat aku
berbisik sambil menggodanya.., celananya mau dibuka juga ga Tuan..?, dan
kulihat dia hanya tersenyum menahan geli, namun sambil mengguk, tanda
iya. Setelah itu kubuka sabuknya, kuraih resletingnya, kuturunkan, dan
lalu celana itu kutarik perlahan kebawah hingga terlepas. Dan aku
langsung berdiri. Lagi-lagi kugoda sayankku ini. Udah ya Tuan, khan udah
dibuka... permisi Tuan, saya mau kembali ke dapur. Mau masak lagi.
Reflek dia berkata., nah lho... kok? Lha.. cahayaaank.. kok udah sih?
Khan celana dalamnya belum.. iih, ayank jahat tau. Ujarnya.
Melihat muka kekasihku ini manja
sembari meminta sesuatu yang lebih. Dan memang tadi aku hanya
menggodanya. Uuuh.. cahayank.. ganteng dech klo ngambek. Kataku. Dan
setelah itu langsung kuraih celana dalamnya dan kupelerotkan hingga..
barang yang amat aku sukai di dalamnya kini terlihat jelas mengacung
hebat. Berdiri tegak. Seakan siap untuk digunakan mengoyak-ngoyak liang
kenikmatanku, yag sedari tadi sudah agak licin akibat pelumas yang
meleleh saat tadi foreplay di dapur. Langsung aku duduk kembali di
ranjang tepat disisinya. Kupatap dengan tatapan nakal.. lalu, kupeluk
tubuhnya.
Sambil berpelukan, kamipun kembali
berciuman penuh nafsu. Bibir kami beradu, lidah kami saling berpilin
kembali.. kurasakan bibir bagian bawahku ditarik-tariknya dengan lembut
saat berciuman. Tak mau kalah, kubalasnya dengan permainan lidah yang
lebih erotis. Lidahku kumainkan di rongga atasnya, menari-nari
menjelajahi sudut bibirnya. Seraya sesekali kukulum dengan lembut.
Sambil tetap berciuman liar, kini direbahkannya tubuhku di ranjang. Tak
lepas pagutan bibir kami karena perpindahan posisi itu.. tangannya kini
makin leluasa untuk menjamah susuku yang tegak keatas bersentuhan dengan
dadanya yang bidang. Hangat kurasa menjalar di seluruh tubuh ini.
Tangan lembut itu, kurasakan dengan lihai bermain-main di daerah
rangsanganku.. mulai dari tepi hingga akhirnya putingku tak lepas di
sentuhnya. Sesekali perutkupun ikut disentuh, namun dengan cepat kembali
tangan itu menikmati gundukan hangat putih nan menggairahkan milikku.
Memilin-milin putingnya.
Aka hanya bisa menggelinjang menahan
nafsu yang semakin menderu. Dilepaskannya pagutan bibir kami olehnya.
Sembari kepala itu kini bergerak kebawah. Dan benar saja. Kini putingku
dilahapnya penuh nafsu.. dijilatinya seperti anak kecil yang sedang
menyusu. Dia terlihat selalu bergairah dan terobsesi dengan payudaraku
ini, termasuk kali ini. Walaupun bila aku jujur.. rasanya ubun-ubunku
sudah mau meledak menahan birahi karena perlakuannya. Namun kubirkan
saja, toh memang bagiku, segenap raga dan hati ini, kini adalah
miliknya. Aku pasrahkan saja untuk dinikmati sesuka hatinya. Lelaki yang
amat kusayangi.
Cukup lama sepertinya dia bermain-main
dengan susuku. Hingga tiba-tiba kurasakan permainan di sekitar dadaku
itu terhenti, lalu kepala sayanku kurasakan bergerak lagi turun kearah
pusar. Berhenti sesaat disitu.. dia menciumnya. Mencium pusarku, sekali
mengecup, menjilat, tak terlalu lama. Lalu terus bergerak kembali
kebawah hingga..., tak perlu terlalu lama, vaginaku telah dilumatnya.
Dijilatinya klitorisku, sembari tangannya tetap meremas-remas susuku.
Kurasakan labia mayora-ku juga tak luput dari sergapan bibirnya yang
lembut. Sedikit ditarik-tarik. Dilepaskan.. diemut lagi, ditarik lagi..
aaahhh, perlakuan yang sungguh membuatku terbang.. nikmat sekali
rasanya. Tak sedikitpun terlihat dia akan menghentikan permainan lidah
dan bibirnya di daerah paling sensitifku itu. Bila aku tidak salah.. aku
sudah sempat lumer kala itu. Namun tak kukatakan. Tapi sepertinya dia
tahu aku keluar, karena sempat terdengar dan kurasakan.. slluuurrpp.
Sepertinya cairan cintaku dilahap dan ditelannya. Oh sayank, kau apakan
aku.. aku sangat nafsu yank...
Setelah aku biarkan dia bermain-main,
dan aku hanya bisa mendesah-desah tak karuan.. aaahhh.. emmmpph... ayo
yaaank.. teruus.. emmmph.. hanya ocehan itu yang kuingat saat dia
memainkan liang senggamaku. Kini, giliranku.
Kusentuh rambutnya.. sedikit kuangkat
kepalanya hingga kini terlihat wajahnya olehku.. kuberkata padanya.
Gantian ya sayank..,. tak perlu lama, kutarik tubuh kekasihku keatas,
kubalikkan badannya, dan kubuat dia terlentang. Saat itu kukerlingkan
mataku dengan tambahan senyuman binal padanya. Nikmatin yaa sayank,
bathinku.
Kepalaku kini kuarahkan kedadanya.. dan
lalu, langsung kujilati seluruh badan kekasihku. Kenyalnya toketku
kubiarkan berayun-ayun di sekitar kontolnya. Memberikan rasa hangat nan
mengasikkan buatnya. Lidahku mulai bermain menjilati lehernya.. turun
kembali ke dada, kugigit-gigit kecil putingnya, hingga dia sedikit
menggelepar. Kutahu dia sedang menikmati permainan cumbuanku. Permainan
lidahku kulanjutkan semakin kebawah. Keperutnya, pusarnya, hingga, saat
ini bibirku sudah tepat berada di kepala penisnya. Tak perlu menunggu,
langsung kukecup, dan kujilati kepala penis bulat nan indah itu. Air
liurku kubiarkan melumer mengalir di batang berurat, aku sengaja supaya
tambah memberikan sensasi lain. Tak terlewat, kedua bolanya-pun tak
luput dari servis bibir dan lidahku. Bahkan hingga ke arah lebih bawah
lagi. aku sangat menikmatinya. Karena ada sesuatu kepuasan buatku, saat
sesekali kulihat muka kekasihku ini terpejam menahan nikmat sambil
meringis dan berdesah. Emmhh... uuuhh..., kudengar. Naik turun kepalaku
bergerak seiring dengan keluar masuknya kontol itu di mulutku. Kuluman
lembut erotis yang pastinya membuat kekasihku mabuk kepayang menahan
gelora. Suara slluurpp... mmmppph.. sllluurrp, serasa mendominasi.
Semakin menambah panasnya suasana bercinta kami. Hingga dalam keadaan
masih terlentang, sayankku sedikit menggangkat badannya, dan menatap
kearahku yang sedang meng’oralnya’. sambil berkata, sayank... masukin
ya.. udah ga kuat nih.
Mendengar permintaan dari kekasihku,
akupun langsung menurutinya, aku beranjak, kuarahkan tubuhku kedekatnya.
Dengan posisi dia masih terlentang, kini aku naikkan tubuhku tepat di
atas tubuhnya. Aku mengangkang di pahanya, sembari mengusap-usap liang
senggamaku, memastikan bahwa memekku sudah basah, dan siap untuk
dimasuki benda kesayanganku. Setelah kupastikan cukup basah, kini
kuposisikan tubuhku mengangkang lebih keatas lagi, dan saat ini posisi
bibir memekku sudah tepat searah dengan kontol kekasihku. Kugenggam
lembut batang itu, kuarahkan kepalnya yang bulat, kuoles-oleskan dulu di
bibir memekku. Dan kulihat ekspresinya sudah tak tahan ingin segera
memulai persenggamaan yang sesungguhnya. Melihat muka kekasihku yang
sudah sangat galau dan bernafsu, pelan-pelan kini kuturunkan tubuhku
seiring dengan masuknya kontol itu ke liang senggamaku. Sleeepp...
sleep, pelaaan.. dan bless. Tenggelamlah sudah kini kontol itu di
sangkar kenikmatan. Kurasakan sesaat. Ingin kunikmati kesan sensasi
tusukan pertama yang begitu nikmat. Sangat mentok dan dalam. Hingga
tanpa sadar aku berkata. Ooohh.. emmmh.. enak bgt yank.., kulihat iya
hanya mengangguk menikmati juga. Setelah beberapa saat kunikmati rasa
itu, kini mulai kuayunkan tubuhku keatas .. kebawah.. , naik turun,
seirama dengan goyangan toketku yang bergelantungan bebas berharap untuk
diraih oleh tangan kekasihku, dan di remasnya. Pasti akan menambah
sensasi dan semangatku untuk ‘menggoyangnya’. Benar saja, tanpa kusuruh,
atau mungkin dia memang tergoda dengan keindahannya, kini diraihnya
sepasang daging kenyal nan montok milikku itu, dan diremas,
dimainkannya. Aku tak mengurangi goyanganku di atas tubuhnya, justru aku
semakin bergelora, kini kugerakkan pinggul dan pantatku maju mundur..
hingga menghasilkan suara sleepp.. sleep.. , aaahhh.. emmmhh. Ohh,,
aahh... ayank.. emmmh, ocehku bersamaan dengan gerakanku yang semakin
cepat. Dalam posisi ini, kurasakan g-spotku sangat tersentuh oleh ujung
kepala kontolnya. Dan jelas sangat membuatku menggila, merasakan sensasi
nikmat birahi yang teramat sangat.
Sesekali kukombinasi gerakan pinggulku dengan gerakan memutar seperti
penari goyang karawang yang melegenda, kumaju mundurkan lagi, kuputar
lagi... begitu bergantian ku merangsangnya, menservis kekasihku dengan
layanan kenikmatan terbaik yang bisa kuberikan. Namun dengan posisi itu,
justru nyatanya... setelah sekitar 10 menit.. kurasakan ada yang akan
meladak di tubuh bagian bawahku, di area pangkal pahaku, dan benar saja.
Seiring gerakanku yang kupercepat.. aaakkkkhhh.. aku kelonjotan sendiri
diatas tubuh kekasihku. Kurasakan sensasi hebat, kutarik-tarik
rambutku, kumainkan dengan tak karuan. aku klimaks sayank.. aku sampai..
emmmh...,bathinku.
Akupun tertelungkup di dadanya. Dengan
kontolnya yang masih menancap di memekku. Lemas rasanya setelah
merasakan klimaks untuk yang kedua kalinya. Namun kulihat kekasihku
hanya tersenyum, sambil nafasnya tetap menderu. Dapat kurasakan karena
wajah kami sedemikian dekatnya. Entah apa yang difikirkan kekasihku ini,
mungkin dia puas bisa membuatku lumer dua kali sejauh ini. Fikirku. Dan
dia masih bertahan. Tapi biarlah, yang penting aku sangat menikmati
sensasinya.
Tak berapa lama aku berada di posisi
itu. Tubuhku kini sedikit diangkat dan dibalikkan olehnya. Kini aku
terlentang. Dan dia sudah memposisikan tubuhnya untuk akan segera...,
dan benar saja, sesaat kemudian dibukanya kedua kakiku melebar.. aku
mengangkang di depannya. Terlihat liang senggamaku kembali berhadapan
dengan batang kontolnya yang masih sangat tegak berdiri. Dan tak lama.
Sleep.. sleep. Bless ! kontol itu kembali menghujam memekku. Kali ini
agak keras hentakannya. Hingga aku agak tersentak, sekaligus merasakan
sensasi nikmat, karena lagi-lagi g-spot ku tersentuh.
Kocokannya lalu dimulai, dengan gerakan
pinggul maju mundur, kontol berurat itu kini leluasa menikmati liang
kenikmatanku yang sudah becek. Plok.. plok..plok... suaranya terdengar
halus. Nikmat sekali rasanya, apalagi dengan gerakan andalannya.
Sesekali dia memain-mainkan aku.. tusukannya tak beraturan.. kadang
hanya sampai kepala.. ditarik lagi.. dimasukkan hanya setengah.. ditarik
lagi.. lalu tiba-tiba menghujam dahsyat tanpa bisa aku perkirakan..
aaakkkhh.. oh yeeees. Emmmhh.. ohh.., ocehku karena perlakuannya itu.
Bagaimana tidak, sensasinya sangat berbeda dan membuatku menggila. Kamu
memang hebat sayank.. gumamku dalam hati. Plok.. sleepp... plok...
sllleppp.. , masih terasa dan terdengar mengiringi persenggamaan kami.
Lalu..
Kocokan itu sesaat dihentikannya,
dimiringkan tubuhku.. lalu dikocoknya lagi... ya ampuuun.. eeemmhpp..
makin terasa sentuhan dan gesekan antara kulit kelamin kami, dalam
posisi itu. Karena dengan posisis kedua kakiku beradu ke arah samping,
pastinya lubang memekku akan ikut menyempit. Dan pastinya itu akan
menambah lagi sensasi nikmat untuk kami.
Tak seberapa lama, tanpa mengurangi
kecepatan kocokannya yang sudah dari tadi membuatku menggelinjang, dia
ubah lagi posisi menyampingku ke arah sebaliknya. Dan tetap dikocoknya
terus miaw-ku olehnya. Hingga tiba-tiba iya berkata, namun sambil tetap
menusuk-nusuk lubang memekku, ayank angetnya... emmmh..., bisiknya saat
itu. Dan memang iya, jujur kuakui lagi-lagi aku klimaks. Namun aku hanya
terdiam dan tersenyum.
Kemudian, dengan sedikit gerakan, iya
mencabut kontolnya dari memekku, diangkatnya tubuhku yang telah lemas
ini, di posisikannya menungging, dan iya.. ditusukkannya lagi kontol itu
ke memekku dengan posisi kami kini ber-doggystyle. Dalam posisi ini
leluasa dapat kulihat dari cermin meja kosmetik milik bibiku di kamar
itu. Dia sedang mengentotiku dengan sangat bernafsu. Maju mundur gerakan
pantatnya terlihat olehku seiring dengan sensasi tusukan yang tak
berkurang rasa nikmatnya.. ooh.. yess.. aaahhh.. sayank...,
Di raba-rabanya pantat dan punggungku
dengan tatapan mata kagum. Mungkin karena keindahan bentuknya. Rambut
hitam tebal layer-ku pun tak luput dari fantasi seksnya. Rambutku yang
tadi tergerai bebas di punggung mulusku, kini diraihnya. Seolah dia kini
adalah seorang joki yang sedang naik menunggangi kudanya yang berbody
aduhai. Emmh.. sayaank... kamu cantik banget sih yank... emmh... ,
ocehnya tak karuan kudengar. Kubiarkan saja dia menikmati tubuhku dalam
posisi ini. Karena aku yakin pasti sangat nikmat baginya. Menyetubuhi
gadis putih mulus nan sintal sepertiku dari arah belakang. Plok..
plok..plok, suara syahwat saat dua kelamin kami beradu-pun semakin
lantang terdengar. Karena mungkin memekku sudah semakin lumer, dan lumer
lagi akibat tusukan kontolnya.
Kekasihku ini masih sangat bernafsu
saat.. kurasakan ia merubah posisi bercinta kami kembali ke gaya
konvensional. Ya, kini aku kembali terlentang dan mangangkang membuka
pahaku lebar-lebar. Mempersilahkan kekasihku untuk kembali memasukkan
batang kelelakiannya ke dalam lubang senggamaku. Dan benar saja, tak
lama kemudian, bless. Kembali kontol itu terbenam di memekku. Namun kali
ini kutahan pantatnya agar iya untuk sesaat tak bisa mengocokku. Bukan
karena apa. Karana saat ini akan kuberikan sensasi servis lain
untuknya.
Kutarik pantat kekasihku lebih merapat
lagi ke tubuhku. Hingga kini tubuh kami berdua berhimpit sangat erat.
Dalam posisi seperti itu, kontolnya-pun menjadi terbenam sangat dalam.
Sesaat lagi akan kubuat dia merem melek. Pastinya. Karena setelah itu,
langsung kumainkan rongga didalam liang senggamaku. Kuatur bergerak
seiring dengan tarikan nafas dan perut yang tertahan-terlepas secara
beraturan. Ya. Kubuat sensasi menyedot dan berdenyut untuk kontolnya
yang sedang terbenam dalam. Emmpph.. hufft.. empph.. huft. Hasil latihan
senam seks dan kegel-ku ini pastinya membuatnya tak kuasa menahan
kenikmatan. Dan itu terlihat dari ekspresi mukanya. Matanya sesekali
terpejam dan deru nafasnya makin tak karuan. Huuhh.. emmhh... kudengar.
Dan benar saja, tak terlalu lama setalah itu. Langsung ditepiskannya
tanganku dari pantatnya. Dan dia langsung mengocok lagi memekku dengan
hebat. Kali ini bahkan kurasakan jauh lebih cepat dan cepat lagi..
yess.. emmmh.. fuck honey.. come on.. fuck me ! kataku. Nikmat sekali
rasanya.
Dan beberapa saat kemudian, untuk
sesaat kocokannya terhenti. Dia membungkuk mendekatkan wajahnya ke arah
wajahku. Lalu dia berbisik. Ayank.. aku dah mau keluar..
Kubalas dengan tatapan sayang pada
kekasihku ini, sambil berkata lembut padanya. Ya udah sayank.. keluarin
aja di dalem, kayaknya aku lagi gak subur.. keluarin aja yank. Mendengar
jawabanku seperti itu, kulihat sinar cerah diwajahnya. Dan, kini iya
kembali mengocokku dengan cepat.. sangat cepat, hingga entah tanpa aku
sadari mungkin aku sudah lumer lagi tadi. Plok.. plok.. plok.. , suara
itu beriring beradu dengan ohhh.. yeess.. ayo sayank.. ayo.. fuck me..
sayank.. emmh, ocehku.
Hingga akhirnya. Crettt.. creettt..
crettt.., aakkhhh... teriaknya bersamaan dengan tersemburnya pejuh
hangat nan kental itu di memekku. Benar-benar nikmat yang teramat sangat
kurasakan saat itu. Diapun lemas menjatuhkan tubuhnya diatasku sambil
memelukku. Ku tahan pantat itu lebih lama lagi. Aku ingin benar-benar
menikmati moment intim seperti ini. Tak terbayangkan sebelumnya, klo
akan sangat nikmat seperti ini bila dikeluarkan di dalam.
Tubuh kami masih bersatu saat iya
tersadar dari klimaksnya dan berbisik padaku.. sayank, tadi enak banget.
Iya sayank.. enak banget. Kataku membalas ucapannya. Dikecupnya
keningku sambil rambutku dibelainya. Dan dia berkata, aku sayang kamu..
Kali ini tak kujawab. Karena tak perlu
kuucapkan. Dia pasti sudah dapat merasakan apa kata hatiku. Karena dari
hati yang paling dalam, akupun sangat menyayangi dia.
Kini iya terlentang tepat disampingku.
Dan aku memeluknya. Memeluk erat. Kudekap tubuhnya. Hingga dapat
kurasakan kehangatan itu. Lalu setelah cukup lama kemudian, aku berbisik
padanya, ayank, udah yuk. aku mandi dulu ya kebelakang, takut keburu
bibi dateng..
Ntar dulu sih yank.. sini aja, masih
lama kali mamahnya Rendi pulangnya. Ucapnya padaku. Dan dia malah
menarik bed cover lebih keatas lagi. Aku merasakan nyaman saat itu. Atau
karena memang aku kelelahan setelah bercinta barusan. Dan kamipun
terlelap tertidur pulas di ranjang itu. Masih tanpa selembar kainpun.
Ya, kami masih telanjang di balik hangatnya bed cover ini. Hingga tanpa
kami sadari, karena terlalu terlelap tidur...
Kreeeekkkkk.... brakk !!!! apa-apaan
ini !!! kalian ngapain???, Dan kamipun terperanjat terkejut. Ya. Bibiku
datang lebih cepat dari perkiraan kami. Ternyata setelah arisan meraka
sepakat langsung pulang dan tidak jadi berbelanja bersama.
Ya ampuunnn Papaaaah...!!! Taniaaaa!!! Sialan kamu!!!
Itu yang masih terngiang olehku hingga
kini. Kata-kata pahit yang sangat menusuk hatiku. Namun harus aku terima
karena ini adalah kesalahanku. Telah merenggut cinta Manci Zul atas
istrinya. Maafkan aku...Bibi, maafkan aku...
1 Response to "Main Dengan Suami Tante Ku"
http://mybloggeroperaqq.blogspot.co.id/2018/04/sex-toys-serupa-vagina-bintang-porno.html
Balashttp://mybloggeroperaqq.blogspot.co.id/2018/02/seks-antara-keponakan-dan-om.html
http://mybloggeroperaqq.blogspot.co.id/2018/01/5-tips-seks-manfaatkan-film-porno-untuk.html
http://mybloggeroperaqq.blogspot.co.id/2018/02/masturbasi-apa-iya-membawa-dampak.html
♥ ♠ ♦ ♣ OPERAQQ. INFO ♥ ♠ ♦ ♣
Kami Hadirkan Permainan Baru 100% FAIR PLAY Dari OperaQQ.info :) 1 ID Untuk 8 Games :
- Domino99
- BandarQ
- Poker
- AduQ
- Capsa Susun
- Bandar Poker
- Sakong Online
- Bandar66
Nikmati Bonus-Bonus Menarik Yang Bisa Anda Dapatkan Di Situs Kami OperaQQ .info Situs Resmi, Aman Dan Terpercaya ^^ Keunggulan OperaQQ. info :
- Tingkat Persentase Kemenangan Yang Besar
- Kartu Anda Akan Lebih Bagus
- Bonus TurnOver Atau Cashback Di Bagikan Setiap 5 Hari
- Bonus Referral Dan Extra Refferal Seumur Hidup
- Minimal Deposit & Withdraw Hanya 20.000,-
- Tidak Ada Batas Untuk Melakukan Withdraw/Penarikan Dana
- Pelayanan Yang Ramah Dan Memuaskan
- Dengan Server Poker-V Yang Besar Beserta Ribuan pemain Di Seluruh Indonesia,
- Operaqq. info Pasti Selalu Ramai Selama 24 Jam Setiap Harinya.
- Permainan Menyenangkan Dengan Dilayani Oleh CS cantik, Sopan, Dan Ramah.
Fasilitas BANK yang di sediakan :
- BCA
- Mandiri
- BNI
- BRI
- Danamon
Tunggu Apa Lagi Guyss..
Let's Join With Us At Operaqq.info ^^
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
- BBM : BDB43A66
- WHATSAPP :+855 964 93 0279
- LINE : operaqq
Link Alternatif :
- www.opera99.com
- www.operaqq.info
- www.operaqq.org
NB : untuk login android / iphone tidak menggunakan www lagi boss ^_^