BEIJING--MICOM: Blogger asal China Michael Anti mempertanyakan mengapa dirinya dianggap kalah layak memiliki sebuah akun di jejaring sosial Facebook ketimbang anjing milik pendiri perusahaan Facebook Mark Zuckerberg.
Anti, komentator daring kenamaan yang memiliki nama asli Zhao Jing, Rabu (9/3), mengatakan bahwa akun Facebook miliknya tiba-tiba ditutup pada Januari lalu. Facebook lewat surat elektronik mengatakan bahwa akun miliknya melanggar peraturan Facebook mengenai penggunaan nama palsu dan dia harus menggunakan nama sesuai dengan yang ada di KTP.
Anti mengatakan Michael Anti adalah identitas profesional yang telah digunakannya selama satu dekade. Nama itu juga digunakannya saat menerbitkan artikel dan esai.
Anti, mantan wartawan yang sukses mendapatkan beasiswa di Universitas Cambridge dan Universitas Harvard, mengaku membuat akun Facebook pada 2007. Dengan menutup akun tersebut, Facebook menyebabkan dirinya kehilangan kontak dengan sekitar 1.000 rekan akademik dan profesional yang mengenal dirinya dengan nama Anti.
"Saya benar-benar marah. Saya tidak terbiasa menggunakan nama China saya. Dan, hari ini, saya mengetahui bahwa anjing miliki Zuckerberg telah memiliki akun Facebook. Kerja jurnalistik dan akademis yang saya lakukan lebih nyata ketimbang seorang anjing," seru Anti.
Zuckerberg, beberapa waktu lalu membuat akun untuk anjingnya yang bernama Beast lengkap dengan foto dan profil. Berbeda dengan akun milik Anti, akun untuk anjing milik Zuckerberg tidak melanggar kebijakan Facebook karena akun tersebut bukan akun personal. Akun Beast adalah akun yang diberikan pada perusahaan atau publik figur dimana fans bisa menerima kabar mengenai perusahaan atau publik figur tersebut.
Menurut Facebook, kebijakan penggunaan nama asli dalam akun Facebook akan menyebabkan meningkatnya akuntabilitas serta keamanan bagi semua pengguna jejaring sosial tersebut.
"Hal itu terungkap dalam penelitian yang kami lakukan serta konsultasi dengan sejumlah pakar perlindungan anak," ujar Debbie Frost, Direktur Komunikasi Internasional dan Kebijakan Publik Facebook.
Kelompok oposisi di berbagai negara menyebut kebijakan Facebook tersebut bisa berbahaya bagi para aktivis. Menurut Anti, di China, para penulis dan jurnalis kerap menggunakan nama samaran saat membuat tulisan untuk menghindari balas dendam dari pemerintah. Jika Facebook mengharuskan mereka menggunakan nama asli maka mereka berada dalam bahaya.
"Bagi warga China, kebijakan ini akan mempermudah polisi untuk memburu mereka," pungkas Anti.
0 Response to "Blogger asal china marah pada Facebook"